Hadis atau sunah adalah sumber hukum Islam yang kedua yang
merupakan landasan dan pedoman dalam kehidupan umat Islam setelah Al Qur'an,
Karena itu perhatian kepada hadis yang diterima dari Muhammad SAW dilakukan
dengan cara memahami dan menyampaikannya kepada orang yang belum mengetahuinya.
Perhatian semacam ini sudah ada sejak Nabi Muhammad SAW masih hidup. Namun pada
saat itu para perawi hadis sangat berhati-hati dalam menerima maupun
meriwayatkan hadis dan menjaga kemurniannya. Pada zaman Rasulullah para
sahabatlah yang meriwayatkan hadis yang pertama. Para sahabat adalah penerima
hadis langsung dari Muhammad SAW baik yang sifatnya pelajaran maupun jawaban
atas masalah yang dihadapi. Pada masa ini para sahabat umumnya tidak melakukan
penulisan terhadap hadis yang diterima. Kalaupun ada, jumlahnya sangat tidak
berarti. Hal ini di sebabkan antara lain;
a. Khawatir tulisan hadis itu bercampur
dengan tulisan .Al-Qur'un.
b. Menghindarkan umat menyandarkan
ajaran Islam kepada hadis saja.
c. Khawatir dalam meriwayatkan hadis
salah, dan tidak sesuai dengan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW.
Demikianlah keadaan hadis pada masa Rasulullah SAW.
2. Hadis
pada masa Khutafaur Rasyidin
Setelah Rasulullah SAW wafat para sahabat mulai menebarkan
hadis kepada kaum muslimin melalui tabligh.
Nabi
Muhammad SAW bersadba;
Artinya;
Sampaikanlah dari padaku, walaupun hanya satu ayat.'
Di samping itu Rasulullah berpesan kepada para sahabat agar
berhati-hati dan memeriksa suatu kebenaran hadis yang hendak disampaikan kepada
kaum muslimin. Ketika itu para sahabat tidak lagi berdiam hanya di Madinah.
Tetapi meyebar ke kota-kota lain. Pada masa Abu Bakar dan Umar, hadis belum
meluas kepada masyarakat. Karena para sahabat lebih mengutamakan mengembangkan
A1 Qur'an
Ada dua cara meriwayatkan hadis pada masa sahabat:
a. Dengan lafal aslinya, sesuai dengan
yang dilafalkan oleh Nabi Muhammad SAW.
b. Dengan maknanya, bukan lafalnya
karena mereka tidak hafal lafalnya.
Cara yang kedua ini rnenimbulkan bermacam-macam lafal
(matan), tetapi maksud dan isinya tetap sama. Hal ini mmbuka kesempatan kepada
sahabat-sahabat yang dekat dengan Rasulullah SAW untuk mengembangkan hadis,
walaupun mereka tersebar ke kota-kota lain.
3. Masa
pembukuan hadis pada masa Umar bin Abdul Aziz
Ide pembukuan hadis pertama-tama dicetuskan oleh khalifah
Umar bin Abdul Aziz pada awal abad ke 2 hijriyah. Sebagai Khalifah pada masa
itu beliau memandang perlu untuk membukukan hadis. Karena ia meyadari bahwa
para perawi hadis makin lama semakin banyak yang meninggal. Apabil hadis-hadis
tersebut tidak dibukukan maka di khawatirkan akan lenyap dari permukaan bumi.
Di samping itu, timbulnya berbagai golongan yang bertikai daIam persoalan
kekhalifahan menyebabkan adanya kelompok yang membuat hadis palsu untuk
memperkuat pendapatnya. Sebagai penulis hadis yang pertama dan terkenal pada
saat itu ialah Abu Bakar Muhammad ibnu MusIimin Ibnu Syihab Az Zuhry.
Pentingnya pembukuan hadis tersebut mengundang para ulama
untuk ikut serta berperan dalam meneliti dan menyeleksi dengan cermatl
kebenaran hadis-hadis. Dan penulisan hadis pada abad II H ini belum ada
pemisahan antara hadis Nabi dengan ucapan sahabat maupun fatwa ulama. Kitab
yang terkenal pada masa itu ialalah Al Muwatta karya imam Malik.
Pada abad III H, penulisan dilakukan dengan mulai memisahkan
antara hadis, ucapan rnaupun fatwa bahkan ada pula yang memisahkan antara hadis
shahih dan bukan shahih. Pada abad IV H, yang merupakan akhir penulisan hadis,
kebanyakan bukti hadis itu hanya merupakan penjelasan ringkas dan pengelompokan
hadis-hadis sebelumnya.
Demikianlah usaha penulisan hadis pada masa khaIifah Umar bin
Abdui Aziz yang selanjutnya disempurnakan oleh utama dari masa dan ke masa dan
mencapai puncaknya pada akhir abad IV H.
RANGKUMAN
1. Pada masa Rasulullah SAW masih hidup
penulisan ayat Al-Qur'an telah selesai seluruhnya walaupun belum tersusun rapi.
2. Penulis Al-Qur'an yang terkenal pada
masa Rasulullah adalah Zaid bin Tsabit.
Pada masa
Khalifah Abu Bakar semua tulisan Al-Qur'an yang berada pada sahabat dikumpulkan
menjadi satu dan disimpan di rumah Hafsah binti Umar (isteri Rasulullah SAW).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar