D
|
inasti Bani Umayyah merupakah dinasti Islam pertama yang didirikan oleh Muawiyah
bin Abi Sufyan pada tahun 41 H/661 M. Berdirinya dinasti ini
mengalami proses perjalanan yang cukup panjang, sejak dari keinginan Muawiyah
bin Abi Sufyan menjadi gubernur di Damaskus hingga ia memperoleh
kekuasaan dari al-Hasan bin Ali. Selama masa pemerintahan dinasti
ini, banyak perkembangan yang terjadi di dalam dunia Islam, mulai dari
perkembangan politik pemerintahan, ekspansi wilayah, kemajuan ilmu pengetahuan
agama dan lain-lain. Oleh karena proses pembentukan dinasti ini mengalami
banyak persoalan politik, sosial keagamaan dan lain-lain, maka perlu dipelajari
latar belakang dan asal usul dinasti ini. Untuk mengetahui hal tersebut,
berikut uraiannya.
A. Latar belakang dan sebab-sebab proses
terbentuknya Dinasti Bani Umayyah
1. Asal usul Bani Umayyah
Tahukah kamu, siapakah Bani Umayyah itu
dan dari mana asal-usulnya? Mengapa kelompok ini menjadi peenguasa Islam yang
besar pada masanya?
Untuk mengetahui semua itu, silahkan kamu membaca uraian berikut ini secara seksama.
Untuk mengetahui semua itu, silahkan kamu membaca uraian berikut ini secara seksama.
Seperti diketahui dari catatan sejarah
Islam bahwa Bani Umayyah merupakan salah satu kabilah dalam masyarakat Arab
Quraisy. Kabilah ini memegang tampuk kekuasaan politik dan ekonomi pada
masyarakat Arab. Pada saat kekuasaannya tengan memuncak di Mekah, kabilah ini
berhadapan dengan misi kerasulan Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW. Dengan
misi kerasulannya berusaha mengajak kaum kerabat dan masyarakat Mekah ketika
itu, untuk hanya menyembah Allah dan mengakui Muhammad adalah Rasulullah dan
menyatakan diri sebagai muslim. Pada awalnya ajakan tersebut ditolak oleh
sebagian masyarakat kota Mekah, termasuk Bani Umayyah. Bani Umayyah khawatir
apabila mereka masuk islam dan menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW, kekuasaan
mereka akan jatuh ke tangan Nabi Muhammad dan mereka menjadi orang biasa.
Perasaan takutinilah yang menjadi salah satu faktor penyebab awalnya kelompok
Bani Umayyah tidak mau menerima ajakan Nabi Muhammad SAW. Untuk memeluk Islam.
Sebenarnya, secara garis keturunan (geneologis)
Bani Umayyah memiliki hubungan darah dengan Nabi Muhammad saw. Karena keduanya
merupakan keturunan Abdi Manaf. Anak Abdi Manaf yaitu Abdi Syam dan Hasyim
menjadi tokoh dan pemimpin pada dua kabilah dari suku Quraisy. Anak Abdi Syam
yang bernama Umayyah termasuk salah seorang dari pemimpin dari kabilah Quraisy
di zaman Jahiliyah. Keduanya senantiasa bersaing untuk merebut pengaruh dan
kehormatan dari masyarakat kota Mekah.
Dalam setiap persaingan, ternyata Umayyah
selalu berada pada pihak yang unggul. Karena Umayyah berasal dari keturunan
keluarga bangsawan yang mempunyai harta kekayaan yang cukup melimpah. Selain
itu, ia juga memiliki banyak keturunan. Unsur-unsur tersebut merupakan potensi
besar yang membawa keturunan Umayyah menjadi penguasa bangsa Arab Quraisy saat
itu. Diantara keturunan Umayyah yang menjadi khalifah umat Islam setelah
khalifah Ali Bin Abi Thalib adalah Muawiyah bin Abi Sufyan.
2. Proses dan sebab-sebab berdirinya Dinasti
Bani Umayyah
Proses penyusunan (konsolidasi)
kekuatan Bani Umayyah sebenarnya sudah dilakukan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan
ketika ia menjabat gubernut Damaskus, di Syria selama lebih kurang 20 tahun.
Tetapi, proses pembentukan dinasti Bani Umayyah baru mulai dapat diwujudkan
secara nyata (de facto) ketika Muawiyah memperoleh kekuasaan dari
al-Hasan bin Ali pada tahun 41 H/661 M. Perolehan kekuasaan dan pelimpahan
wewenang itu dalam sejarah Islam dikenal dengan sebutan ‘Am al-jama’ah (tahun
bersatunya umat Islam) di Maskin, dekat Madain, Kufah pada tahun 41
H/661 M. Peristiwa penting dalam perjalanan sejarah umat Islam, karena umat
Islamtelah berada dalam satu kepemimpinan tunggal yaitu kepemimpinan Muawiyah
bin Abi Sufyan. Peristiwa itu ditandai dengan proses penyerahan kekuasaan (khalifah)
dari tangan al-Hasan bin Ali kepada Muawiyah bin Abi Sufyan yang telah berkuasa
lebih kurang 6 bulan. Al-Hasan bin Ali melakukan sumpah setia dan mengakui
Muawiyah bin Abi Sufyan sebagai pemimpin umat Islam. Pengakuan itu kemudian
diikuti oleh para pendukungnya di kota Kufah, Irak.
Meskipun kekuasaan al-Hasan bin Ali sangan
singkat, peristiwa itu mengandung makna yang sangat penting didalam proses
perjalanan panjang sejarah politik umat Islam karena masa-masa itu merupakan
masa peralihan dari pemerintahan khalifah yang bersifat demokratis menjadi
pemerintahan yang monarchi heridities, yaitu masa pemerintahan Bani
Umayyah (661-750M). Model atau sistem seperti ini kemudian dipakai oleh
pemerintahan Islam pada masa-masa sesudahnya, seperti Bani Abbas, Bani
Fathimiyah,Bani Umayyah di Spanyol dan sebagainya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
proses dan sebab-sebab berdirinya dinasti Bani Umayyah adalah adanya keinginan
dari keluarga Bani Umayyah untuk menjadi penguasa atas dunia Islam dan
menggungguli suku-suku lain di Jazirah Arabia ketika itu. Berbagai cara
dilakukan Muawiyah bin Abi Sufyan dan para sekutunya guna memperoleh kekuasaan
tersebut, baik pada masa pemerintahan khulafaur Rasyidin, terutama pada masa
pemerintahan Umar bin al-Khattab, ketika ia diangkat menjadi gubernur di Syam
dan Damaskus, Syria, maupun pada masa-masa sesudahnya. Peluang besar untuk
memperoleh kekuasaan itu diperoleh ketika masa pemerintahan khalifah Usman bin
Affan, yang merupakan klandari Bani Umayyah. Tetapi peluang besar dan
benar-benar dapat dimanfaatkan ketika al-Hasan bin Ali menjabat sebagai
khalifah yang menggantikan kedudukan ayahnya, Ali bin Abi Thalib. Kesempatan
inibenar-benar dimanfaatkan Muawiyah bin Abi Sufyan dan para sekutunya untuk
mempengaruhi umat Islam agar melakukan penolakan atas kepemimpinan al-Hasan bin
Ali. Usaha Muawiyah berhasil mempengaruhi masa hingga akhirnya al-Hasan
menyerahkan kekuasaan kepada Muawiyah bin Abi Sufyan di Maskin pada tahun
41H/661 M. Dengan peralihan kekuasaan itu, akhirnya secara de facto dan de
jure, Muawiyah menjadi khalifah Sebuah kedudukan politis yang sudah Lama
dinanti-nantikan keluarga Bani Umayyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar